Bahasa itu mencerminkan pribadi seseorang, jika kita selalu
menggunakan bahasa indonesia yang baik dan penuh kesantunan, orang juga akan
mencitrakan kita sebagai pribadi yang baik dan berbudi, karena melalui tutur
kata seseorang mampu menilai kepribadian dari orang tersebut. Tapi sebaliknya
jika dalam kesehariannya seseorang tersebut tidak memenuhi etika berbahasa
santun, baik dan benar maka orang lain akan mencitrakan kita sebagai pribadi
yang buruk
Bahasa dapat menjadi alat kekerasan verbal yang terwujud dalam
tutur kata seperti memaki, memfitnah, menghasut, menghina, dan sebagainya. Di
lndonesia hal tersebut sering terjadi, bahkan perilaku tersebut sudah menjadi
rahasia umum di masyarakat dan di kalangan remaja. Saat ini lebih suka
menggunakan bahasa asing atau bahasa gaul yang cenderung tidak santun, dan
tidak terpola dengan baik. Bahasa Indonesia yang susah payah disatukan visinya
dalam Sumpah Pemuda sebagai bahasa pemersatu bangsa setelah berabad-abad bangsa
ini terbelenggu dalam penjajahan, kini seolah luntur oleh waktu, bukan bahasa
Indonesianya yang hilang tapi pemaknaan dan pemakaian bahasa yang baik, sopan
dan santun dalam kehidupan sehari-hari yang hilang. Saat ini banyak sekali
remaja yang menciptakan bahasa gaul, yaitu bahasa baku yang dipelesetkan,
sehingga terkadang orang dewasa tidak mengerti dan memahami bahasa yang
dikatakan oleh para remaja tersebut.
Penyebab penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja ini
dikarenakan kurangnya kecintaan para remaja terhadap bahasa Indonesia. Manusia
bisa karena terbiasa, jika anak-anak remaja itu sudah terbiasa mengucapkan dan
menuliskan kata-kata yang salah dalam berkomunikasi, maka selanjutnya akan
salah. Hal ini akan membuat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
tidak akan dipakai lagi dan akan mati. Seharusnya remaja membudidayakan
berbahasa yang baik dan benar dalam berkomunikasi, karena remaja sebagai
penerus bangsa, kalau bukan kita sendiri yang menghargai Bahasa Indonesia siapa
lagi..??
Bahasa gaul sendiri sebenarnya sudah ada sejak tahun 1980-an
tetapi pada waktu itu istilah bahasa prokem (okem). Lalu bahasa tersebut
diadopsi kemudian dimodifikasi sedemikian unik dan digunakan oleh orang-orang
tertentu atau kalangan-kalangan tertentu saja. Pada awalnya bahasa prokem
digunaakan oleh para preman yang kehidupanya dekat dengan kekerasan, kejahatan,
narkoba, dan minuman keras. Banyak istilah-istilah baru yang mereka ciptakan
dengan tujuan agar masyarakat awam atau orang luar komunitas mereka tidak
mengerti dengan apa yang mereka bicarakan atau yang telah mereka bicarakan.
Menurut Wikipedia Indonesia “Bahasa gaul merupakan bentuk ragam bahasa yang
digunakan oleh penutur remaja, waria untuk mengekspresikan gagasan dan
emosinya.”
Sebuah artikel di Kompas yang ditulis Sahertian berjudul So
What Gitu Loch..... (2006:15) menyatakan bahwa bahasa gaul atau bahasa
prokem sebenarnya sudah ada sejak 1970-an. Awalnya istilah- istilah dalam
bahasa gaul itu untuk merahasiakan isi obrolan dalam komunitas tertentu. Oleh
karena sering digunakan di luar komunitasnya, lama-lama istilah tersebut jadi
bahasa sehari-hari. Kosakata bahasa gaul yang belakangan ini berkembang sering
tidak beraturan dan cenderung tidak terumuskan. Bahkan tidak dapat diprediksi
bahasa apakah yang berikutnya akan menjadi bahasa gaul. Berdasarkan hasil
penelitian terdahulu, terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan
penelitian ini, yaitu Pengkajian semantik pada bahasa gaul,SondangManik
(2004).
Seiring dengan munculnya bahasa gaul dalam masyarakat, banyak
sekali dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap
perkembangan bahasa Indonesia, diantaranya adalah: Eksistensi bahasa Indonesia
terancam terpinggirkan oleh bahasa gaul, menurunnya derajat bahasa Indonesi,
menyebabkan punahnya bahasa Indonesia. Oleh sebab itu kita sebagai remaja
penerus bangsa harus lebih mencintai bahasa indonesia itu sendiri kalau bukan
kita, siapa lagi yang akan melestarikannya.
0 komentar:
Posting Komentar