Bahasa itu mencerminkan pribadi seseorang, jika kita selalu
menggunakan bahasa indonesia yang baik dan penuh kesantunan, orang juga akan
mencitrakan kita sebagai pribadi yang baik dan berbudi, karena melalui tutur
kata seseorang mampu menilai kepribadian dari orang tersebut. Tapi sebaliknya
jika dalam kesehariannya seseorang tersebut tidak memenuhi etika berbahasa
santun, baik dan benar maka orang lain akan mencitrakan kita sebagai pribadi
yang buruk
Bahasa dapat menjadi alat kekerasan verbal yang terwujud dalam
tutur kata seperti memaki, memfitnah, menghasut, menghina, dan sebagainya. Di
lndonesia hal tersebut sering terjadi, bahkan perilaku tersebut sudah menjadi
rahasia umum di masyarakat dan di kalangan remaja. Saat ini lebih suka
menggunakan bahasa asing atau bahasa gaul yang cenderung tidak santun, dan
tidak terpola dengan baik. Bahasa Indonesia yang susah payah disatukan visinya
dalam Sumpah Pemuda sebagai bahasa pemersatu bangsa setelah berabad-abad bangsa
ini terbelenggu dalam penjajahan, kini seolah luntur oleh waktu, bukan bahasa
Indonesianya yang hilang tapi pemaknaan dan pemakaian bahasa yang baik, sopan
dan santun dalam kehidupan sehari-hari yang hilang. Saat ini banyak sekali
remaja yang menciptakan bahasa gaul, yaitu bahasa baku yang dipelesetkan,
sehingga terkadang orang dewasa tidak mengerti dan memahami bahasa yang
dikatakan oleh para remaja tersebut.